- Back to Home »
- Awal mula sejarah kereta api
Rabu, 14 Agustus 2013
Kereta api merupakan transportasi masal selain pesawat terbang. Kereta api banyak diminati masyarakat karena harganya lebih murah daripada pesawat dan tidak terkena macet. Tahukan anda bagaimana sejarah kereta api akan dibahas di awalmulasejarah
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya
yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang
hanya terdiri dari satu kereta, kemudian dibuatlah kereta kuda yang
menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang
terbuat dari besi atau rel, yang dinamakan sepur. Ini digunakan
khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan
dan ditarik dengan tenaga kuda.
Berdasarkan catatan Wikipedia, setelah James Watt menemukan mesin uap
tahun 1769, Nicolas Cugnot pada saat yang sama membuat kendaraan beroda
tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai
kuda besi. Kemudian tahun 1804, Richard Trevithick membuat mesin
lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada
pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan
lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di
jalur Liverpool-Manchester, Inggris.
Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang.
Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif
uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih
banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan
peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik
kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal
kereta api listrik. Kemudian tahun 1892, Rudolf Diesel memunculkan
kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien
dibandingkan dengan lokomotif uap.
Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih
maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas
kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an
mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang
akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang.
Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
Beberapa jalur kereta api
Ada beberapa jenis rel atau jalur kereta api. Misalnya kereta api
monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak
seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri
dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel
atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat
transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan
dirancang mirip seperti jalan layang.
Kemudian kereta api permukaan (surface) yakni kereta api yang berjalan
di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api
jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang
termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Di
Indonesia, kereta api ini yang paling banyak atau sering ditemukan.
Kereta api layang (elevated) berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini
untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu
perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali
dari kereta permukaan.
Kereta api bawah tanah (subway) adalah kereta api yang berjalan di bawah
permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun
terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya
digunakan pada kota kota besar seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan
Moskwa. Selain itu digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah
pertambangan.
BAPAK KERETA API
Goerge Stephenson adalah orang pertama di dunia yang membuat kereta api
dan memasang relnya. Sehingga tidak heran jika beliau dijuluki sebagai
Bapak Kereta Api Dunia.
Stephenson dilahirkan pada tanggal 9 Juni 1781 di Wylam, dekat
Newcastle, Inggris. Ketika umurnya 19 tahun kakek Stephenson baru masuk
SD. Karena, sejak kecil beliau harus membantu ayahnya bekerja di sebuah
pertambangan batu bara.
Selama beliau bekerja di pertambangan , beliau sering mengamati cara
kerja mesin uap. Sehingga Stephenson tau seluk beluk dari mesin
uap. Karena itu, beliau menjadi satu – satunya ahli mesin di
pertambangan batu bara Kilingworth.
Untuk memudahkan pekerjaannya, Stephenson mulai merancang sebuah
mesin pengangkut batu bara. Pada tahun 1814, Stephenson membuat
lokomotif kereta uap. Lokomotif yang dinamai Butcher itu, mampu menarik
delapan gerbong kereta, yang berisi 30 ton batu bara, dengan kecepatan
6,4 km/jam
Stephenson semakin rajin membuat berbagai jenis lokomotif, yang
makin lama makin baik mutu dan kecepatannya. Selain lokomotif, Stephenson juga menemukan lampu tambang, lampu nelayan, dan jam weker.
Berkat berbagai penemuannya, beliau menjadi semakin kaya. Namun,
meskipun beliau orang kaya , beliau sering menolong seseorang dengan
sifat kedermawaannya. Salah satu sikap solidaritasnya adalah dengan
membangun sekolah – sekolah, perpustakaan, tempat rekreasi, dan ruang
musik bagi para pekerja tambang dan juga untuk anak – anaknya.
George Stephenson meninggal sebagai seorang jutawan dan dermawan,
pada tanggal 12 Agustus 1848 di Chesterfield, pada usia 67 tahun.
Hingga saat ini, semua lokomotif di dunia, pada dasarnya meniru
lokomotif buatan Stephenson.
Sumber:
https://id.wikipedia.org