- Back to Home »
- Awal mula sejarah hari Valentine
Senin, 29 Juli 2013
Jika mendengar kata valentine pasti kita menyebut sebagai hari kasih sayang. Untuk anda yang belum tahu bagaimana sejarah valentine dan apa itu hari valentine akan kita bahas di awalmulasejarah.
Pengertian dan makna Valentine:
Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang
saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern
Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar
sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal
di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga
memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari
semua kartu valentine.
Sejarah asal mula hari Valentine
Ada banyak versi tentang asal mula hari raya valentine ini, dari semua sejarah yang ada menyimpulkan bahwa hari raya valentie ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari ceritanya maupun waktu terjadinya.
Sejarah menurut ensiklopedi Katolik
Menurut Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada
tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
- Pastur di Roma
- Uskup Interamna (modern Terni)
- Martir di provinsi Romawi Afrika
- Pastur di Roma
- Uskup Interamna (modern Terni)
- Martir di provinsi Romawi Afrika
Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496,
menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai
martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya
peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I
sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang
dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus,
diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam
sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite
Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka
oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang
berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di
mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah
altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan
dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin
hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai
bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo
yang asal-muasalnya
tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun
pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sejarah Valentine Kisah St. Valentine
Valentine adalah
seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di
kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal
kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki
pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung
di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat
dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan
kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera
memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati
bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan.
Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal.
Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu
menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara
rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya
peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan
dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu
pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St.
Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis
hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh
orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung
aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di
jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah
putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk
mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali.
Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14
Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri
menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia
menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14
Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih
sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine
sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai
seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.