- Back to Home »
- Sejarah Twitter
Senin, 22 Juli 2013
Anda tentunya sudah tahu yang namanya Twitter. Twitter adalah sebuah
micro-blogging atau blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring
sosial seperti halnya Facebook. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana awal mula Tweitter kita bahas di blog ini.
Awalnya layanan ini diberi nama “twttr”,
terinspirasi dari nama situs sharing foto Flickr. Dan layanan ini
awalnya juga hanya terbatas digunakan dalam internal perusahaan Odeo
saja. Juli 2006 layanan ini mulai
diluncurkan untuk public dengan nama “Twitter”. Nama layanan situs
tersebut diperkuat dengan logo burung dan arti nama “Twitter” sendiri
yang artinya ; kicau burung. Saat peluncuran pertama kali
Twitter sudah memiliki brand, nama serta identitas yang jelas,
padahal pendirinya belum tahu akan seperti apa model bisnis layanan
ini
Jack Dorsey
Evan Williams
Oktober 2006, Jack Dorsey menggandeng Biz Stone,
Evan Williams membentuk Obvious Corp untuk membeli asset Odeo serta
Twitter. Selanjutnya Odeo dan Twitter menjadi perusahaan yang terpisah.
Untuk sumber dana dari Twitter sendiri didukung oleh perusahaan modal
ventura (yang umum sering mendanai perusahaan start up yang
potensial) seperti ; Benchmark Capital, Institusional Venture
Partners, Union Square Ventures. Proses pendanaan Twitter ini
menjunjukkan bahwa dalam bisnis teknologi internet seringkali suatu
model bisnis awal memerlukan “suntikan dana” yang kuat. Karena belum
tahu kapan model bisnis ini akan mulai menghasilkan. Sehingga
perencanaan keuangan yang kuat mutlak diperlukan agar bisa survive dan
menghasilkan cashflow positif.
Tipping
point (meminjam judul buku Malcolm Gladwell) dari Twitter muncul pada
saat festival music dan film South by SouthWest Festival di Austin
Texas 2007. Pihak Twitter dengan cerdik memasang dua layar televisi
raksasa untuk menayangkan secara live, pesan-pesan Twitter. Akirnya
Twitter mendapat pemberitaan yang positif setelah event tersebut dan
angka Tweet melonjak dari 20.000 menjadi 60.000. Dan sampai tahun 2009
jumlah pengguna Twitter terus tumbuh sampai 1382%/ bulan, fantastik.
Pelajaran untuk hal ini, bagi para pelaku bisnis, terutama bisnis
start-up harus cerdas memanfaatkan momentum untuk mendapatkan
pemberitaan positif mengenai produknya, istilah kerennya “tipping
point”. Bukan suatu hal yang tidak mungkin setelah ‘tipping point” akan
terjadi pertumbuhan yang eksponensial.
Twitter
terus berkembang menjadi situs micro-blogging dan menjadi media
alternatif yang menarik ditengah hiruk pikuknya situs-situs jejaring
sosial, dijaman Internet Web 2.0. Twitter tahun 2009 menambahkan kolom
pencari (search bar), popular topics yang kemudian menjadi trending
topics. Inovasi ini telah menempatkan Twitter menjadi salah satu mesin
pencari (search engine) yang khas dan unik. Mencari sesuatu
berdasarkan topik-topik yang menjadi tema tweet para “Tweeps”
Suatu bentuk pencarian yang real-time dan lebih human mind-oriented.
Twitter juga menambahkan fitur “Twitter List” yang memungkinkan kita
mengikuti dan membalas daftar authors, bukan hanya sekadar mem-follow
autor individu.
Inovasi-inovasi Twitter tersebut berbuah manis, pada awal tahun 2010, Google dan Microsoft membayar puluhan juta dollar untuk memasukkan hasil pencarian Twitter kedalam hasil pencarian search engine Google dan Bing (milik Microsoft). Ini
adalah bukti Twitter mulai memiliki model bisnis yang potensial.
Pesan moralnya adalah jangan pernah berpuas diri, pahami potensi
kebutuhan pelanggan anda, lakukan perbaikan dan terobosan teru
menerus. “Understand your costumers and revolve continuously , good is the enemy of the Great”.
Google
sebagai pemain besar teknologi internet telah melaunching Google
Buzz, sebagai bentuk media sosial Google. Buzz ini terintegrasi dengan
layanan Google Mail. Dan Buzz ini bisa jadi sebagai pesaing terbesar
Twitter.
Mampukah Twitter bertahan ?
Tapi yang jelas Twitter selama ini mampu memberikan layanan teknologi media
sosial yang mampu menarik banyak pengguna, mulai dari individu sampai
korporasi besar. Twitter mampu berperan sebagai media sosial
alternatif yang menciptakan gaung tersendiri di era Web 2.0