Rabu, 21 Agustus 2013

Pemandangan Rotterdam setelah dibombardir Jerman selama Kampanye Barat pada bulan Mei 1940 .Rotterdam, Belanda, Mei 1940.
Selama Perang Dunia II, Jerman menyerbu sebagian besar wilayah Eropa dengan menggunakan taktik baru yang disebut "Blitzkrieg" (perang kilat). Taktik Blitzkrieg mencakup pengerahan pesawat terbang, tank, dan artileri. Pasukan-pasukan ini akan menerobos pertahanan musuh menyusuri front yang sempit. Kekuatan udara menghalangi musuh untuk menutupi celah pertahanan yang lowong. Pasukan Jerman mengepung pasukan lawan dan memaksa mereka untuk menyerah.
Dengan menggunakan taktik Blitzkrieg, Jerman menaklukkan Polandia (diserang pada bulan September 1939), Denmark (April 1940), Norwegia (April 1940), Belgia (Mei 1940), Belanda (Mei 1940), Luksemburg (Mei 1940), Prancis (Mei 1940), Yugoslavia (April 1941), dan Yunani (April 1941). Akan tetapi, Jerman tidak berhasil mengalahkan Inggris Raya, yang terlindungi dari serangan darat oleh Terusan Inggris.
Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah-pemerintah Eropa di Asia Tenggara. Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan kendali politik atas koloninya. Perancis Vichy, sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indocina Perancis. Pada bulan Juli 1941, Amerika Serikat, Britania Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indocina dengan membekukan aset-aset Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan 80 persen minyak Jepang) merespon dengan menerapkan embargo minyak secara penuh. Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Cina, atau merebut sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung.
Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah. Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan melancarkan perang defensif. Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang. Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan. Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya dan pertempuran Hong Kong.
Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Cina, Australia, dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang, sementara Uni Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih untuk tetap netral dengan Jepang. Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Pada bulan Januari, Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Cina, dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam Atlantik, dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Perancis. Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orang-orang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.
Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma, Malaya, Hindia Timur Belanda, Singapura, dan Rabaul, sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan. Meski memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran Filipina mengasingkan diri. Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Samudra Hindia, dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang adalah kemenangan Cina di Changsha pada awal Januari 1942. Kemenangan-kemenangan mudah atas lawan yang tidak punya persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan.

Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat. Meski kalah besar, anggota Poros Eropa menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya. Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari yang memukul Britania kembali ke posisinya di Garis Gazala pada awal Februari, diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk mempersiapkan serangan mereka selanjutnya.
Pasukan Jerman menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941, menusuk hingga 600 mil lebih ke arah pintu masuk kota Moskwa. Serangan kedua Jerman pada tahun 1942 mengantarkan serdadu Jerman ke tepi Sungai Volga dan kota Stalingrad. Akan tetapi Uni Soviet, bersama Inggris Raya dan Amerika Serikat, yang menyatakan perang terhadap Jerman pada bulan Desember 1941, membalikkan keadaan perang terhadap Jerman.
 Jalanan pusat kota Berlin yang hancur pasca-Pertempuran Berlin, diambil tanggal 3 Juli 1945

Di timur, pertempuran perebutan kota Stalingrad terbukti menjadi titik balik yang menentukan. Menyusul kekalahan di Stalingrad pada musim dingin tahun 1942-43, pasukan Jerman mulai melakukan penarikan mundur. Pada bulan April 1945 pasukan Soviet memasuki Berlin. Di barat, serdadu Sekutu mendarat pada tanggal 6 Juni 1944 (yang dikenal dengan D-Day) di Normandia, Prancis. Dua juta lebih serdadu Sekutu meruah ke Prancis. Pada bulan Juli, pasukan Sekutu bergerak maju dari pantai pendaratan Normandia. Sekutu melanjutkan serangan hingga ke Jerman. Pada bulan Maret 1945, pasukan Sekutu melintasi Sungai Rhine dan bergerak maju menuju jantung Jerman. Jerman Nazi menyerah pada bulan Mei 1945.

Tanggal - tanggal penting
1 SEPTEMBER 1939
PASUKAN JERMAN SERBU POLANDIA 
Satuan-satuan Jerman, yang terdiri dari 2.000 lebih tank dan 1.000 pesawat terbang, menerobos pertahanan Polandia sepanjang perbatasan dan bergerak maju ke Warsawa dalam suatu pengepungan besar-besaran. Inggris dan Prancis, yang menepati komitmen mereka untuk mengamankan perbatasan Polandia, menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939. Warsawa menyerah kepada Jerman tanggal 28 September 1939. Angkatan darat Polandia dikalahkan dalam hitungan minggu pascainvasi Jerman.
9 APRIL 1940
JERMAN TAKLUKKAN NORWEGIA DAN DENMARK 
Dalam suatu serangan kilat, pasukan Jerman menyerang Norwegia dan Denmark. Denmark diduduki dalam satu hari. Pasukan Jerman mendarat di Norwegia dekat Oslo, ibu kota negara tersebut, serta di tempat-tempat lainnya, dan merebut wilayah selatan. Jerman juga bergerak merebut pelabuhan Narvik dan Trondheim di utara. Pasukan Inggris melakukan intervensi dan mendarat di Narvik, Namsos, dan Andalsnes, namun mereka dipaksa mundur pada minggu pertama bulan Juni 1940. Norwegia menyerah kepada Jerman pada tanggal 10 Juni.
10 MEI 1940
PASUKAN JERMAN INVASI BARAT EROPA   
Kampanye melawan Negara-negara Rendah dan Prancis berlangsung kurang dari enam minggu. Jerman memusatkan serangannya lewat Luksemburg dan Hutan Ardennes di dekat kota Sedan, Prancis. Tank dan infanteri Jerman menerobos lewat lini pertahanan Prancis dan bergerak maju ke pesisir sehingga memerangkap angkatan darat Inggris dan Prancis di utara. Sekutu berhasil mengevakuasi lebih dari 300.000 tentara dari Dunkerque (Dunkirk) ke Inggris, tetapi Prancis telah dikalahkan secara telak. Paris, ibu kota Prancis, akan jatuh ke tangan Jerman pada tanggal 14 Juni 1940. Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Jerman yang ditandatangani Prancis pada tanggal 22 Juni, Jerman menduduki utara Prancis sementara selatan Prancis tetap bebas. Pemerintah baru Prancis (yang berkedudukan di Vichy) menyatakan netralitas dalam perang tersebut, tetapi berjanji bekerja sama dengan Jerman.
1941
PASUKAN JERMAN INVASI YUGOSLAVIA DAN YUNANI 
Pasukan Jerman menginvasi Yugoslavia dan Yunani, dengan dukungan dari kontingen sekutu Jerman (Italia, Bulgaria, Hungaria, dan Rumania), dan dengan cepat menundukkan kawasan Balkan. Pasukan Inggris, yang dikirim untuk membantu Yunani, dipaksa mundur ke pulau Kreta. Pada pertengahan bulan Mei, pasukan parasut Jerman mendarat di Kreta, dan setelah pertempuran hebat mengalahkan pasukan Inggris di sana. Yugoslavia dan Yunani dibagi-bagi antara para pemenang.
22 JUNI 1941
PASUKAN JERMAN SERANG UNI SOVIET  
Lebih dari tiga juta serdadu Jerman, yang diperkuat oleh setengah juta bantuan serdadu dari sekutu Jerman (pasukan Finlandia, Rumania, Hungaria, Italia, Slovakia, dan Kroasia, serta kontingen dari Spanyol), menyerang Uni Soviet sepanjang front yang lebar, dari Laut Balkan di utara sampai ke Laut Hitam di selatan. Tiga kelompok angkatan darat Jerman menusuk jauh ke dalam wilayah Soviet. Jutaan serdadu Soviet dikepung dan dipaksa menyerah. Pasukan Jerman terus bergerak maju sampai ke pinggiran kota Moskwa. Pada bulan Desember 1941, Uni Soviet melancarkan serangan balasan, yang memaksa Jerman melakukan penarikan mundur dari Moskwa.
1942
PASUKAN JERMAN TEMBUS KE VOLGA
Pasukan Jerman memulai kampanye baru ke wilayah timur. Kali ini yang menjadi sasaran adalah daerah pertambangan minyak Kaukasus dan kota Stalingrad di sisi Sungai Volga. Pada awal bulan Juli, pasukan Jerman menyeberang Sungai Don sebelum mencapai pinggiran kota Stalingrad pada pertengahan September. Komandan AD Soviet memutuskan untuk mempertahankan kota tersebut, apa pun risikonya. Pasukan Soviet bertempur di setiap jalan di dalam kota. Pada pertengahan bulan November 1942, Jerman merebut kendali atas sebagian besar kota tersebut, namun pertahanan Soviet belum terpatahkan. AD Soviet melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Jerman yang digelar di Stalingrad pada pertengahan bulan November 1942. Dengan cepat mereka mengepung seluruh pasukan AD Jerman, yang berkekuatan sekitar 250.000 serdadu.
2 FEBRUARI 1943
PASUKAN ANGKATAN DARAT KE-6 JERMAN MENYERAH DI STALINGRAD
AD Soviet melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Jerman yang digelar di Stalingrad pada pertengahan bulan November 1942. Dengan cepat mereka mengepung seluruh pasukan AD Jerman, yang berkekuatan sekitar 250.000 serdadu. Setelah bertempur sengit selama berbulan-bulan dan menderita banyak korban, pasukan Jerman yang masih selamat, kini hanya tersisa sekitar 91.000 serdadu, menyerah. Pasukan Soviet memaksa Jerman mundur ke tepi Sungai Dnieper pada tahun 1943. AD Soviet tetap melancarkan serangan sepanjang sisa masa perang, meskipun terkadang mengalami kekalahan sementara.
1944
PASUKAN SEKUTU MENDARAT DI PRANCIS
Lebih dari 150.000 serdadu Sekutu di bawah komando Jenderal AS Dwight D. Eisenhower mendarat di pantai Normandia, Prancis. Pasukan Sekutu bergerak maju dari wilayah pendaratan pantai Normandia, dan akan memasuki Paris pada tanggal 25 Agustus 1944. Mereka membebaskan sebagian besar wilayah Prancis pada akhir bulan Agustus. Sekutu di wilayah barat dikejutkan pada bulan Desember 1944 ketika pasukan Jerman menyerang lewat Hutan Ardennes di Belgia dalam suatu upaya untuk memecahkan dan menghancurkan pasukan Sekutu. Pasukan udara Sekutu, bersama dengan pertahanan Amerika yang bertempur sengit, menghalangi gerak maju pasukan Jerman dan memaksa mereka untuk menyerah. Sekutu meraih kemenangan telak yang lantas dikenal sebagai sebagai Pertempuran Bulge (Battle of the Bulge), dan melanjutkan serangan ke dalam Jerman.
22 JUNI 1944
PASUKAN SOVIET LANCARKAN SERANGAN DAHSYAT
Pasukan Soviet melancarkan serangan hebat sepanjang front timur. Pasukan Jerman dipaksa mundur sampai hampir mencapai Warsawa menjelang akhir bulan Juli 1944. Pada bulan Agustus dan September 1944, sekutu Jerman dari timur Eropa yang masih tersisa (Rumania, Bulgaria, dan Finlandia) mundur dari perang. Hungaria, yang diduduki Jerman pada bulan Maret, bertahan di kubu Jerman.
7 MEI 1945
PASUKAN JERMAN MENYERAH
Pada pertengahan bulan April 1945, pasukan Soviet melancarkan serangan besar-besaran ke Berlin. Pada tanggal 25 April 1945 pasukan Soviet yang tergabung dengan pasukan Amerika menyerang dari barat Torgau, di Sungai Elbe, Jerman tengah. Saat pasukan Soviet mendekati bungker komandonya di Berlin tengah pada tanggal 30 April 1945, Adolf Hitler melakukan bunuh diri. Berlin menyerah kepada pasukan Soviet pada tanggal 2 Mei 1945. Angkatan bersenjata Jerman menyerah tanpa syarat di wilayah barat pada tanggal 7 Mei dan di timur pada tanggal 9 Mei 1945. Hari Kemenangan di Eropa (V-E Day) diproklamasikan pada tanggal 8 Mei 1945.
DAMPAK
Korban jiwa PD II

Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman. Negara pertama menjadi negara netral dan tidak memihak dengan blok politik manapun.  Negara terakhir dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni Soviet. Program denazifikasi di Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan, meski kebijakan ini lebih condong ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat.

Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang (1937), wilayah timur: Silesia, Neumark dan sebagian besar Pomerngania diambil alih Polandia; Prusia Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet, diikuti dean pengusiran 9 juta warga Jerman dari provinsi-provinsi tersebut, serta 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di Cekoslowakia ke Jerman. Pada 1950-an, satu dari lima orang Jerman Barat adalah pengungsi dari timur. Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah timur Garis Curzon (melibatkan pengusiran 2 juta warga Polandia), Rumania Timur, dan sebagian Finlandia timur, serta tiga negara Baltik.

Demi mempertahankan perdamaian, Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945,dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara anggotanya. Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis—menjadi anggota permanen Dewan Keamanan PBB. Kelima anggota permanen ini masih ada sampai sekarang, meski terjadi perubahan dua kursi, angata Republik Cina dan Republik Rakyat Cina tahun 1971, dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet. Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang berakhir.

Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal Jerman dan Republik Demokratik Jerman dibentuk di dalam perbatasan zona pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat dan Soviet. Kebanyakan negara Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau setengah dari otoritas pendudukan Soviet. Akibatnya, Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, Rumania, Albania,dan Jerman Timur menjadi negara satelit Soviet. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan Uni Soviet.

Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer internasional, NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta Warsawa pimpinan Soviet; periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara mereka, Perang Dingin, akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi yang tidak terduga.

Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38 pada tahun 1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea dan berujung pada pecahnya Perang Korea.

Di Cina, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni 1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Cina di daratan, sementara pasukan nasionalis mundur ke Taiwan tahun 1949. Di Timur Tengah, penolakan Arab terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab-Israel. Saat kekuatan-kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru menggagalkan upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.

Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat terpengaruh dengan berbagai cara. Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara lain; negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto per orangnya lebih tinggi daripada negara-negara besar lain dan Amerika Serikat mendominasi ekonomi dunia. Britania Raya dan Amerika Serikat menerapkan kebijakan pelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 1945–1948. Akibat perdagangan internasional yang saling tergantung, hal ini menciptakan stagnasi ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun.

Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan 1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang dipengaruhi Rencana Marshall (1948–1951) baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemulihan Jerman Barat pasca-1948 disebut-sebut sebagai keajaiban ekonomi Jerman. Selain itu, ekonomi Italia dan Perancis juga meroket. Kebalikannya, Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi, dan terus memburuk selama beberapa dasawarsa.

Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga mengalami peningkatan pesat produksi pada masa-masa pascaperang. Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia pada tahun 1980-an. Cina kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun 1952.

Sumber
http://id.wikipedia.org/

{ 2 komentar... read them below or Comment }

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Followers

- Copyright © Sejarah - Powered by Blogger - Designed by awalmualasejarah -