- Back to Home »
- Awal mula sejarah pulpen
Selasa, 20 Agustus 2013
Tak mudah memang untuk menentukan sejak kapan manusia mengenal pena. Ada
dugaan yang menyebut bahwa manusia pertama kali menggunakan tatah (besi
yang ditajamkan) yang sering dipakai untuk menulis dan menggambar di
atas batu atau lempengan logam dan merupakan generasi pertama dari pena.
Konon, baru pada tahun 1.000 SM terjadi revolusi alat tulis saat Cina
memakai kuas rambut sebagai alat tulis. Kuas itu menggunakan tinta
kering dari jelaga atau arang yang penggunaannya seperti cat air.
Sekitar 400 SM, ”lahir” pena yang terbuat dari batang alang-alang
untuk menulis di atas kertas papirus. Pena jenis semacam ini dapat
ditemukan di Mesir dan Armenia, sedang Kairo dan Alexanderia terkenal
sebagai pasar utama barang-barang tersebut. Sekarang pun masih banyak
orang di sepanjang pantai Teluk Persia yang mengumpulkan batang
alang-alang untuk keperluan itu, sedangkan pemasarannya menyebar ke
sebagian negara Timur. Kabarnya, pena itu batten cocok dengan tinta dan
kertas yang digunakan di sana. Alang-alang yang dipilih biasanya yang
berbatang sangat kecil namun kuat. Setelah dipotong, alang-alang
tersebut disimpan secara khusus, misalnya disimpan di bawah timbunan
pupuk kandang selama beberapa bulan. Hasilnya, selain berubah warna
hitam bercampur kuning, batang akan semakin keras dengan permukaan yang
lebih halus. Seiring dengan berkembangnya mutu kertas, maka menuntut
pena yang lebih halus. Bulu angsa pun jadi pilihan. Jika merujuk kiasan
yang ditulis St. Isodore dari Sevile, pena bulu baru muncul pada abad
VII. Meski banyak yang menduga pena bulu telah ada lebih awal.
Setelah disortir sesuai panjang dan tebalnya, bulu sayap dipendam dalam
pasir panas agar kulit luarnya kering. Proses ini membuat bulu mudah
dibersihkan serta bagian dalamnya mengerut dan terkelupas. Lalu bulu
lembutnya diperkeras dengan mencelupkannya ke dalam larutan mendidih
yang mengandung tawas atau asam nitrat. Di tahap akhir, ujung pena
dibelah dan dibentuk agar enak dipakai.
Pena bulu angsa memepunyai peran yang penting saat itu. Pena Baja
ditemukan pada 1820, dan berangsur-angsur mengambil alih tugas bulu
angsa. Bentuknya pun beragam dari yang bundar, runcing, dan pahat.
Sekarang kita hanya menggunakan pena-pena yang dihasilkan dari pabrik,
siap pakai untuk segala tujuan.
Pada tahun 1828, orang mulai mengenal pena baja yang diperkenalkan John
Mitchell dari Birmingham Inggris. Seharga kira-kira 7,5 liter beras
sekarang ini. Sayang, saat itu orang merasa tidak nyaman memakainya jika
setiap kali pena baja itu harus dicelupkan ke dalam tinta.
Tahun 1884, muncullah pulpen berkantung tinta dengan prinsip kerja pipa
kapiler yang salah satunya dibuat oleh orang Amerika, Lewis Edson
Waterman. Pena ciptaan Waterman ini memang telah membuat revolusi
tersendiri dalam bidang penulisan. Sebab manusia tak perlu lagi berulang
kali mencelupkan pena ke dalam tempat tinta setelah selesai menulis
beberapa kata. Waterman telah menggunakan blueprint berbalut iridium
emas pada mata pen tersebut. Ia juga merupakan orang yang pertama
meletakkan klip pada penutup pen.
Model pena berikutnya adalah pulpen yang mengandalkan bola logam di
ujung pena yang akan terus terendam cairan tinta dari kantung tinta.
Maka pulpen dilengkapi tutup atau tombol mekanis yang mencegah tinta
mengering di ujung. Berbagai archetypal dan bentuk, banyak dibuat kala
itu. Namun, archetypal yang batten memuaskan adalah karya Lazlo Biro.
Pulpen pernah sangat populer di Inggris terutama selama PD II
(1939-1940) yang kala itu banyak disukai para pilot tempur karena tidak
bocor saat dibawa terbang.
Berbeda dengan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan
tinta kental dan lengket. Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke
ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena
berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, karena mata
penanya terbuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung
sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan
air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan untuk
memadukannya. Hasilnya pena rolling brawl dengan bola di ujung mata pena
seperti bolpen, namun menggunakan tinta cair yang tersimpan aman di
kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan
meluncur nyaman pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau
spidol.