- Back to Home »
- Awal mula sejarah tragedi Chernobyl
Rabu, 28 Agustus 2013
Tragedi Chernobyl adalah bencana nuklir terburuk dalam sejarah peradaban umat manusia. Petaka yang menghantui Ukraina ini terjadi pada 26 April 1986, yakni satu dari empat reaktor nuklir di pembangkit listrik chernobyl, di utara Ukraina meledak. chernobyl adalah sebuah kota tak berpenghuni di ukraina utara, tepatnya di oblast kiev dekat dengan perbatasan belarusia.
Kota ini ditinggalkan penghuninya tahun 1986
setelah bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terkenal
sebagai bencana chernobyl yang terletak 14,5 km utara-barat laut.
Pembangkit tersebut dinamakan sesuai dengan nama kotanya, dan terletak
di chernobyl raion (distrik), tetapi bukan merupakan tempat tinggal
bagi pekerjanya. Pada saat pembangunan pembangkit tersebut, sebuah kota
kembar, prypiat dibangun didekatnya untuk para pekerjanya.
Radiasi yang dilepaskan ledakan itu 100 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki. Daerah separuh luas Italia terkontiminasi dan radiasinya menyebar di sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet dan sebagian Eropa bagian Utara.
Sejarah tragedi Chernobyl
Tanggal 26 april 1986, 22 tahun lalu, pukul
01.23 terjadi ledakan pada unit 4 pltn chernobyl. Peristiwa ini
menggemparkan dunia karena mengingatkan kembali pada ledakan bom atom
di hiroshima dan nagasaki, jepang, saat berkecamuk perang dunia II yang
menewaskan sekitar 220.000 orang.trauma hiroshima dan nagasaki belum
hilang dari ingatan orang, muncul kembali peristiwa chernobyl yang
termasuk kecelakaan terbesar pada PLTN selama kurang lebih 60 tahun.
Berbagai media cetak dan elektronik sejagat memberitakan tragedi itu
secara beragam baik yang bersifat normatif, emosional, ataupun
bombastis.
Penyebab kecelakaan
Reaktor chernobyl jenis rbmk didirikan di atas tanah rawa di sebelah
utara ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara kiev. Reaktor unit 1 mulai
beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4
pada 1983. Sebuah kota kecil, pripyat, dibangun dekat pltn chernobyl
untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna
pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe pltn berfungsi ganda
seperti ini tidak ada di negara-negara barat, seperti, as dan prancis,
yang merupakan negara pioner pltn di samping uni soviet (pada waktu itu)
sebagai pioner pertama.
Reaktor keempat PLTN Chernobyl yang meledak
Secara garis besar, bencana chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada 25 april 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk
perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan
tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin
dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin
tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 april. Untuk
mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem
keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada
pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat
peningkatan permintaan daya di kiev. Proses pemadaman dan tes
dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 april. Pada pukul 01.00, 26
april, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada
situasi yang membahayakan operator.
berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak
terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat
menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya
reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang
disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan ines (the
international nuclear event scale). Di samping kesalahan operator yang
mengoperasikannya di luar sop (standard operation procedure), pltn
chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan
oleh iaea (international atomic energy agency). Pltn chernobyl tidak
mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk
menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor.
Apabila pltn chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan
kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung
oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan
dengan tidak memiliki kungkungan.
Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan:
- pertama, desain reaktor,
yakni tidak stabil pada daya rendah – daya reaktor bisa naik cepat tanpa
dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.
- Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya
delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30,
agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor
dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang
bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.
- Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya
keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah
diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan pltn chernobyl menghasilkan evaluasi
internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan mungkin
terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini ditetapkan
demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor lain yang
memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya
keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.
Dampak Kecelakaan
pada 2003, IAEA membentuk “forum chernobyl” bekerja sama dengan
organisasi pbb lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, bank
dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini
bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini
terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta
penduduknya.” laporan ini diberi nama “cherno- byl legacy".
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan
menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data
sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28
orang (para likuidator terdiri dari staf pltn, tenaga konstruksi, dan
pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19
orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena
kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan
daerah pltn yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal
di belarusia, ukraina, dan rusia, yang terkena kontaminasi zat
radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan
sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan
sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak
terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.
Seorang anak Ukraina yang menjadi korban dari ledakan PLTN Chernobyl
Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan
bahwa “tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita
kanker dan jumlah kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi
chernobyl.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang
terobservasi di belarusia, ukraina, dan rusia pada anak-anak dan
remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang
berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di
belarusia meninggal delapan anak dan di rusia seorang anak. Yang
lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “chernobyl lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman
yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan pltn
chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum
terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat,
terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi,
dan gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN
membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang dan
memutakhirkan standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-pltn
telah menggunakan isu kecelakaan di chernobyl sebagai bahan kampanye
untuk menolak kehadiran pltn, termasuk di indonesia, dengan berbagai
informasi yang keliru karena ketidaktahuan akan kebenaran informasi
sebab terjadinya kecelakaan chernobyl.
Belajar dari kecelakaan chernobyl, IAEA telah menetapkan standar
tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi
pembangunan dan pengoperasian pltn, antara lain, perbaikan desain sampai
pada generasi ke-4, aturan main dalam bentuk basic safety, dan
berbagai konvensi keselamatan.
Reruntuhan reaktor 4 Chernobyl
Hanya beberapa bulan sejak kecelakaan tersebut, reaktor ditutup dengan selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan menyimpan sisa bahan bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara dan dirancang untuk bertahan 20-30 tahun.
Chernobyl Sarkofagus
Pada saat ini, dua dekade sejak kecelakaan
yang menewaskan 31 orang dan membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu
sudah lewat. Benteng beton itu mulai rapuh akibat pembangunan
tergesa-gesa dalam tempo singkat. Kebocoran telah terjadi selama lebih
dari 10 tahun terakhir. Jika sarkofagus itu roboh, dikhawatirkan
puluhan ton debu radioaktif akan terlepas.
kasihan juga orang2 yg tdk brslah
BalasHapusmakasih sudah berbagi infonya yah
BalasHapusEMI